[NOVEL] Persiden karya Wisran Hadi

by - Selasa, Agustus 15, 2017



PROLOGUE
 
Gegara membaca Kambing dan Hujan Karya Mahfud Ihwan, saya jadi ketagihan pingin membaca buku-buku jebolan lomba DKJ (Dewan Kesenian Jakarta). Berjodoh dengan buku ini. Tertulis sebagai novel unggulan DKJ tahun 2010, membuat semakin tidak sabar menyelami apa yang membuat buku ini diganjar predikat tersebut.


 



Judul : Persiden
Penulis : Wisran Hadi
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan  : Pertama, Mei 2013
Tebal : xvi + 380 halaman
Jenis Buku : Fiksi/Novel
Genre : Sastra/Budaya/Keluarga
Kategori Pembaca : Dewasa
Harga asli : Rp. 64.000,- (belum diskon)
Penghargaan : Novel Unggulan DKJ 2010

BLURB
Seberapa lama kita bisa menanggung sebuah rahasia memalukan?

Tak ada yang tahu mengapa Cik Inan mendadak berubah sikap, termasuk keempat saudara laki-lakinya. Penasaran, meraka berusaha mencari tahu penyebabnya.

 Namun tidak pernah terbayang jika rahasia Cik Inan akan menyeret mereka ke masalah yang lebih rumit. Tidak hanya menyangkut kelangsungan rumah bagonjong peninggalan leluhur mereka, tetapi juga nama baik dan terutama rahasia-rahasia konyol yang tersembunyi rapat selama ini.


RINGKASAN ISI



Novel satu ini bercerita tentang permasalahan yang dihadapi oleh keluarga yang tinggal di rumah bagonjong (rumah minang). Permasalahan bermula dari tersebarnya isu terkait aib keluarga yang selama ini ditutup-tutupi. Aib yang seharusnya tidak mereka alami namun tidak dinyana terjadi pada keluarga tersebut. Pihak keluarga berusaha untuk menutupinya, namun usaha tersebut berbuntut pada kian pelik dan meluasnya permasalahan.

Cik Inan adalah tokoh sentral dalam keluarga yang menyembunyikan rahasia itu. Sedangkan aib yang dirahasiakan tersebut berkaitan dengan anaknya. Keluarga Cik Inan mati-matian menyembunyikan rahasia itu rapat-rabat bahkan kepada keluarga besar Cik Inan sendiri. Meskipun demikian, keempat saudara cik Inan, yang awalnya tidak peduli dengan kehidupan Cik Inan, dan secara diam-diam mengetahui kabar burung tersebut berusaha mengungkap kesahihan aib itu, bernahkah terjadi atau tidak. 

Keempat saudara Cik Inan kompak untuk menguak kebenarannya. Meraka harus cepat-cepat mengungkap kenyataan aib tersebut karena dapat membahayakan keberlangsungan hubungan keluarga rumah Bagonjong. Upaya pengungkapan aib tersebut melibatkan banyak orang, Sebenarnya apa aib yang dirahasiakan tersebut?

REVIEW


Sebelum membahas lebih jauh terkat novel eksentrik ini, ada yang perlu saya garis bawahi. Novel yang dikata pengantari oleh Sapardi Djoko Damono ini mengangkat tema sosial-budaya terutama budaya masyarakat Minang. Oleh sebab itu, kasus yang mungkin bagi kebudayaan lain cenderung tidak rumit dicari jalan keluarnya menjadi masalah yang tidak mudah bagi adat Minang. Bahkan menjadi rumit untuk diselesaikan.

Novel dengan sudut pandang campuran ini akan mengajak pembaca untuk ikut larut dalam cerita. Jika Anda pernah membaca novel klasik “Rubuhnya Surau Kami”, seperti itulah gaya penulis menyampaikan cerita. Pembaca diposisikan seakan terlibat dalam cerita. Pun dalam novel ini, pembaca seakan menjadi anggota dari keluarga Bagonjong dan mendapat panggilan “bung”. Jadi, saat membaca novel ini secara tidak langsung pembaca akan bersaudara dengan Cik Inan dan menjadi bagian dari keluarga rumah Bagonjong.

Belum cukup sampai di situ, pembaca pun dilibatkan untu ikut memikirkan jalan keluar dari berbagai masalah yang tiada habisnya. Bagaimana tidak, kita akan dihadapkan pada lima atau enam masalah keluarga Bagonjong. Jujur baru kali ini ada novel yang membuat saya ikut pusing dan gregetan memikirkan jalan keluar mengatasi masalah demi masalah baru selama pengungkapan aib tersebut. Bahkan, novel ini pun juga memberikan berbagai alternatif jalan keluar untuk kita tebak dan pilih!!!

Pada setiap awalan babagan baru dalam novel, dipaparkan berbagai realitas sosial akibat pergeseran dan pertarungan budaya lokal dan budaya barat. Mulai dari pergeseran budaya, modernisasi, karut marut politik, realitas masyarakat urban, kesenjangan budaya, agama, hingga permasalahan rumah tangga. Ketika membaca ini, saya sering tersenyum sendiri, menertawakan realitas yang dipaparkan penulis dan sekaligus merasa malu.





Mengambil setting era modern, novel Persiden sukses mengetengahkan satire budaya. Secara tidak langsung pembaca bakal banyak tahu tentang budaya Minang, apa itu ‘kaum’, mengapa ‘kaum’ itu penting, mengapa saudara laki-laki wajib menjaga saudara perempuannya, hingga mengapa keturunan perempuan penting dalam adat Minang. Novel ini membuka cakrawala pembaca terkait budaya Minang yang selama ini saya pahami secara terbatas. 

Penokohan tiap karakter kuat, bahkan banget, mengapa? Setiap tokoh dibuatkan cerita sendiri agar pembaca mengenal karakter tokoh lebih dalam. Di sinilah uniknya novel ini, selain Cik Inan dan keempat saudaranya, pembaca akan bertemu seabrek tokoh pembantu yang mereka bertugas menjadi benang merah dalam upaya mengungkap rahasia Cik Inan. Tokoh yang saya suka di sini adalah Pak Mikie. Dia lah tokoh yang selalu berupaya mengungkap dan memiliki peran besar dalam menyatukan hubungan kakak beradik yang rusak. 

Menjelang ending cerita, permasalahan tidak serta merta selesai. Bahkan melebar dan membuat twist yang membuat pembaca sulit menebak endingnya. Satu hal yang ganjil yang saya temui,meskipun mengambil latar waktu modern, lucunya pembaca tidak akan menemukan adanya penggunaan alat telekomunikasi dalam novel ini. Ha..ha..

Meskipun cukup membuat saya ikut pusing dengan permasalahan kaum yang tidak kunjung tuntas, saya rasa tidaklah salah jika Dewan Kesenian Jakarta menjadikan novel ini sebagai novel unggulannya. Telepas sebagai persembahan bagi Wisran Hadi (alm) yang telah banyak berkontribusi bagi perkembangan sastra di Indonesia. Novel sarat sastra dan kritik sosial ini pantas dibaca oleh generasi muda, pengamat sosial, dan masyarakat luas. Setelah menimbang, Saya menjatuhkan nilai

 


untuk novel ini. Oh ya.. hampir lupa, pasti Anda turut bertanya-tanya terkait judul novel ini. Seolah-olah ingin menulis “presiden” namun salah tulis menjadi “Persiden”. Tenang saja, senyatanya bukan itu yang dimaksud. Dalam novel bakal dijelaskan secara gamblang apa itu Persiden. Apakah saya akan purchase lagi karya Wisran Hadi? Hmm.. lebih tepatnya mungkin saya akan purchase karya-karya pemenang lomba yang diadakan Dewan Kesenian Jakarta :D stay tune!

You May Also Like

1 Comments

ayo coment, tak tunggu